Sumber Foto: Istimewa
Abad 21
ditandai dengan globalisasi, ini dibuktikan melalui perkembangan teknologi yang
masuk ke dalam banyak aspek kehidupan, salah satunya dalam bidang komunikasi
dan informasi. Globalisasi sendiri merupakan istilah yang mengarah pada
hubungan antar bangsa dan manusia di seluruh dunia melalui investasi,
perdagangan dan bahkan budaya populer. Melalui arus teknologi informasi dan
komunikasi ini menciptakan fenomena Global Village. Budaya populer dewasa
ini banyak digemari dan bahkan dilakoni para milenial, karena sejalan dengan
identitas generasi milenial yang menyenangi bekerja cepat dan bekerja cermat.
Budaya populer
merupakan konsekuensi dari hadirnya globalisasi. Budaya populer menyuguhkan
fakta bahwa sebuah budaya baru dapat hadir sejalan dengan perkembangan dari
media massa itu sendiri. Seperti perkawinan beda negara yang akhir-akhir ini menjadi
tren tersendiri akibat kemudahan internet yang dapat menghubungkan satu
individu dengan banyak individu lainnya. Hal ini disebabkan karena teknologi komunikasi
dan transportasi yang setiap tahunnya terjadi peningkatan. Tercatat dalam PerCa
Indonesia (Mayarakat Perkawinan Campuran Indonesia) pada 2018 terdapat sebanyak
1.200 orang (anggota yang menetap di Indonesia, belum termasuk yang berada di
luar negeri) yang melakukan perkawinan campuran, yang mana rata-rata didominasi
oleh perempuan.
perkawinan
antar negara bisa terjadi karena banyak alasan, ada yang karena alasan dari dalam diri individu itu sendiri, seperti
adanya rasa saling tertarik dan ingin hidup bersama. Atau alasan lainnya bisa meliputi
faktor ekonomi, keluarga, terobsesi memiliki pacar seperti orangtuanya dan
meningkatkan status sosial.
Saat ini terjadinya
perkawinan beda negara dapat dipicu dari maraknya unggahan pasangan antar
negara yang membagikan kisah romantismenya melalui kanal video berbagi seperti
Youtube. Milenial, dewasa ini memanfaatkan media massa Youtube sebagai alat
penghasilan, dengan menyuguhkan konten-konten akulturasi budaya. Konten vlog memang
jadi minat tersendiri bagi sebagian besar masyarakat. Tentunya, dengan cerita-cerita
mereka yang menghibur dan menarik, yang membuat orang mau duduk sambil ngemil kacang
atau kripik kentang untuk melototi keuwuan orang lain dari balik layar.
Tidak hanya
melototi keuwuan saja, cerita tentang awal pertemuan para pasangaan hingga bisa
menikah, keseharian mereka sebagai pasangan beda negara, culture shock
yang mereka alami, adaptasi budaya satu sama lain juga menjadi daya tarik
pemirsa.
Kemudahan teknologi
dan kepintaran manusia itu menjadi penghubung antara satu individu dengan
individu lainnya. Ya, coba lihat di Play Store atau App Store kalian dan coba search
aplikasi chatting. Disana akan ditemukan puluhan bahkan ratusan aplikasi
chatting yang bisa menghubungkan seseorang dengan orang lain dari luar
negeri. Mulai dari aplikasi pencari jodoh, aplikasi belajar bahasa, dan
sebagainya. Melalui aplikasi inilah milenial kita semakin memiliki banyak
kesempatan untuk terhubung langsung dengan para bule.
Mari kita ambil
contoh dari salah satu Youtuber asal Indonesia, Isti dengan suaminya Musab. Bagi
penyuka akulturasi budaya atau yang tertarik untuk mengetahui terkait kebudayaan
orang lain dan sering ngepoin langsung dengan melihat vlog dari
youtuber-youtuber, mungkin di Youtube kalian pernah berpapasan dengan channel
isti ve musab. Ya, channel ini adalah milik Isti, warga negara indonesia yang
menikah dengan Musab, warga negara asal Turki. Perjalanan cinta mereka yang
cukup menarik membuat para pengikutnya di instagram maupun di Youtube selalu
ingin mengetahui bagaimana awal perjumpaan mereka. Seperti yang diceritakan
oleh Isti dan Musab, mereka berdua berjumpa tidak sengaja di aplikasi dating. Dimana,
waktu itu Isti iseng mensetting lokasinya menjadi di Turki. Diakui Isti bahwa
mereka sempat melakukan pacaran secara LDR (Long Distance Relations) sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.
Setelah video
Q&A terkait awal perjumpaan Isti dan Musab diunggah, banyak dari warganet
terutama yang menjadi pengikut mereka tertarik dan mulai mengikuti cara peruntungan
seperti sang Youtuber. Hingga, Isti pun pernah memberitahukan kepada para
pengikutnya bahwa perjumpaan secara online itu bisa menguntungkan dan juga bisa
membuntungkan. Karena pengguna media online itu bisa berasal dari banyak latar
belakang, yang mana juga perlu mesti berhati-hati jika ingin berkenalan.
Fenomena perkawinan
beda negara semakin diperkuat dengan adanya media massa konvensional yang
mendukung keberadaan mereka. Salah satu televisi nasional swasta membuat sebuah
program acara yang menunjukan perjuangan dan kehidupan warga Indonesia yang
menjalin ikatan perrnikahan dengan warga asing. Dari sana semakinlah terbentuk
dan terbayang bagaimana akulturasi yang terjadi. Hal ini menjadi ketertarikan sendiri
karena pemirsa bisa menyaksikan banyak hal yang sebelumnya mereka tidak lihat
dan diketahuinya.
Maka, secara
tidak sadar bahwa arus globalisasi yang telah berlangsung ini ikut andil dalam
memberikan pengaruh dalam meningkatnya kasus pernikahan beda negara, terutama
yang terjadi di Indonesia sendiri. Ini menjadi bentuk budaya populer yang
semakin dekat dengan khalayak, hingga dari perilaku ini membentuk akulturasi
budaya populer.
Comments
Post a Comment