Skip to main content

Patah Hati

 Oleh : Wardahau

Nestapa membasuh bilur pada hati yang melankoli

Pada masa yang melambat, Kau pertemukan aku dengannya hanya sekedar berbagi perasaan tanpa ada saling mengikat

Seperti indahnya awan di langit biru

Yang hilang karena terhempas hembusan

Biarkan aku menikmati sejenak lamunan di masa lalu

Telah begitu banyak hitungan waktu membawaku maju pada jiwa kasihmu

Kamu berikanku sebuah magic agar aku dapat berdiri tegak diantara kepungan badai kehidupan

Hingga aku maju menuju sebuah harapan

Ku kira katamu itu tulus adanya

Namun, nyatanya kamu patahkan itu semua

Kamu benarkan kekecewaanku

Kamu yakinkan kesalahanku

Apa aku yang terlalu naif ataukah kamu yang begitu jahat?

Kamu adalah sosok yang aku anggap sebuah cinta

Sang pemilik hati yang kini malah menjauh pergi dengan ketidakpastiannya

Hingga masa mengatakan bahwa diantara kita sudah tergores sebuah kata luka

Bisakah aku merutuki semua kepercayaanku untukmu

Untuk semua kekonyolan perasaanku dan semua kebodohan tindakanku

Bolehkah aku ungkapkan sebuah kata penyesalan diantara kata kerinduan yang mengiang

Ataukah aku akan dianggap  rakus jika aku melakukan keduanya itu?


Comments

  1. Sad :(
    Sudi kiranya memaafkan semua yang salah
    Mengikhlaskan semua yang pergi
    Mendoakan semua yang tersakiti.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ketika Hukum dan Kekuasaan Bisa Dibeli: ‘Teruslah Bodoh Jangan Pintar’

Judul Buku : Teruslah Bodoh Jangan Pintar Penulis : Tere Liye Penerbit : Sabakgrip Tahun Terbit : Februari 2024 Tebal : 371. hlm Karya terbaru dari Darwis atau dikenal dengan nama pena Tere Liye kembali membuat saya terbawa suasana usai membaca buku berjudul ‘Teruslah Bodoh Jangan Pintar’ yang terbit Februari lalu. Sebenarnya sepanjang saya menghabiskan buku ini banyak rasa sesak dan prihatin dengan cerita yang disajikan dalam novel bergenre fiksi kriminal ini karena begitu dekat dan berani. Buku ini menarik perhatian saya usai comedian Ernest Prakasa membagikan ulasannya terkait buku Teruslah Bodoh Jangan Pintar dalam postingannya di Instagram. Yang menarik disampaikan bahwa buku ini mengandung alur yang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, atau mungkin bisa dibilang mewakili suara masyarakat? Haha entahlah, namun buku ini hanya novel fiksi kata Tere Liye. Teruslah Bodoh Jangan Pintar memiliki alur maju mundur yang berkisah soal kejadian sidang konsesi di ruangan 3x6 meter. Adu a...

Sehari di Museum Pos Indonesia

Tampak Depan Museum Pos Indonesia

Belajar Tumbuh Bersama Novel ‘Manusia dan Badainya’

Sebagian besar kita tumbuh bersama luka. Mengapa? Karena inilah kehidupan, bersama luka kita tahu cara menghargai, bersama luka mungkin kita tidak akan egois lagi dengan diri sendiri, bersama luka juga kita tahu arti pengorbanan yang sesungguhnya. Begitulah hidup, sedikit terdengar kejam, namun harus tetap kita dijalani. Luka yang datang tanpa kita jemput dan pergi perlu kita paksa ini takayal menggerogoti detik demi detik dan momen demi momen untuk sesuatu yang kita harap, yaitu bebas. Melalui salah satu novel healing berjudul Manusia dan Badainya karya Syahid Muhammad kita akan dibawa menelusuri perjalanan panjang menuju kata ‘pulih’. Manusia dan Badainya, bagiku, buku yang terlalu kejam. Penderitaan para tokoh dimainkan bak realistik. Membuatku berpikir kerapuhan, kehilangan arah, dan tentunya luka dalam diri mereka adalah kemalangan yang perlu bantuan. Penulis sangat apik menggambarkan bagaimana luka-luka itu tumbuh, mencari penopang sebagai sandaran, membersamai orang-orang d...