Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2020

There Will Be Laughter With Sorrow, There Will Be A Rainbow After The Rain

Oleh : Wardahau Malam kian sunyi, sesunyi kelas yang baru saja ditinggalkan para siswanya. Semua siswa telah berhambur pergi memburu kantin. Hanya 30 menit waktu yang diberikan untuk beristirahat. Sebagian dari mereka memanfaatkannya untuk mengisi perut, mempersiapkannya agar tidak kelaparan ketika kembali melanjutkan pembelajaran malam ini. “Manda, ayo ke kantin.” Tia merangkul lengan Manda, hendak menyeretnya untuk makan malam bersama. “Aku ada urusan, Ti.” Ucap Manda seraya melepaskan rangkulan Tia di lengannya. Tia mengangguk mengerti. Mereka pun berpisah di lorong yang memisahkan antara toilet dengan kelas. Tia melanjutkan perjalanan menuju kantin, sedang Amanda berbalik haluan   kembali ke arah kelas. Siapa sangka kelas kosong itu terasa amat menentramkan bagi Amanda. Gadis 18 tahun itu memang tidak senang dengan keramaian. hidupnya selalu sunyi dan sepi. Amanda adalah sosok gadis yang tidak ingin lagi mengharapkan kehangatan. Baginya perhatian dan rasa cinta adalah h...

Cermin Kaca

 Oleh : Wardahau Kilauan apa yang ada pada bidang licin itu Ia ciptakan wujud pantulan yang sempurna Itukah yang disebut Kaca Vulkanik yang terbentuk secara alami Kepingan batu Obsidian yang mengkilap Ialah penemuan yang mampu mengubah dunia Cermin kaca itu memiliki kisah yang amat panjang Jauh sebelum tahun masehi ditetapkan Setiap kota dan negara berlomba membuat sejarah Anatolia, Amerika, Mesir Purba, Mesopotamia dan China Rupanya dipercantik, terbuat dari material yang berbeda-beda Para ilmuwan tak hentinya membuat kebaruan Ada yang dilapisi dengan logam juga timah yang dilelehkan Sang tokoh Justus Liebig janganlah dilupakan Di tahun 1835 ia lah yang melapisi kaca dengan substansi bersifat reflektif Pada masanya pernah sekali cermin kaca menjadi barang yang amat mahal Penemuan yang fungsinya amat banyak digunakan Berguna tak hanya untuk satu bidang kehidupan

Patah Hati

 Oleh : Wardahau Nestapa membasuh bilur pada hati yang melankoli Pada masa yang melambat, Kau pertemukan aku dengannya hanya sekedar berbagi perasaan tanpa ada saling mengikat Seperti indahnya awan di langit biru Yang hilang karena terhempas hembusan Biarkan aku menikmati sejenak lamunan di masa lalu Telah begitu banyak hitungan waktu membawaku maju pada jiwa kasihmu Kamu berikanku sebuah magic agar aku dapat berdiri tegak diantara kepungan badai kehidupan Hingga aku maju menuju sebuah harapan Ku kira katamu itu tulus adanya Namun, nyatanya kamu patahkan itu semua Kamu benarkan kekecewaanku Kamu yakinkan kesalahanku Apa aku yang terlalu naif ataukah kamu yang begitu jahat? Kamu adalah sosok yang aku anggap sebuah cinta Sang pemilik hati yang kini malah menjauh pergi dengan ketidakpastiannya Hingga masa mengatakan bahwa diantara kita sudah tergores sebuah kata luka Bisakah aku merutuki semua kepercayaanku untukmu Untuk semua kekonyolan perasaanku d...